PMI Jembrana Kembali Berduka, Seorang TKW Meninggal Dunia di Turki Karena Sakit

Jenasah PMI Asal Jembrana Yang Meninggal di Turki Karena Sakit Tiba di Rumah Duka, Desa Tuwed, Kecamatan Melaya


Jembrana, Suarabali.net – Kabar duka kembali datang dari keluarga Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jembrana. Kali ini datang dari keluarga Ni Putu Kariani (44), seorang Tenaga Kerja Wanita (TKW) asal Desa Tuwed, Kecamatan Melaya, Jembrana meninggal dunia di Turki karena sakit. Jenazahnya tiba di kampung halaman, Minggu (29/12/24) disambut isak tangis keluarga dan kerabatnya.

Kariani merupakan salah satu PMI asal Jembrana yang bekerja di Turki. Dalam keberangkatan kedua kalinya, Kariani menderita penyakit dan telah menjalani serangkaian pengobatan, termasuk kemoterapi. Sempat diupayakan pemulangan namun karena kondisi kesehatannya yang terus memburuk dan akhirnya dinyatakan meninggal dunia. 

"Upaya pengobatan sudah dilakukan di Turki dan sempat berjuang keras untuk bisa pulang, tapi takdir berkata lain," ujar Suami Kariani, I Ngurah Nata, saat ditemui awak media dikediamannya, Minggu (29/12/24).  

Proses pemulangan jenazah Kariani pun menemui sejumlah kendala. Namun, berkat kepedulian dan bantuan dari berbagai pihak, terutama para PMI di Turki, jenazah Kariani akhirnya bisa sampai dikampung halaman. 

Sementara itu di konfirmasi terpisah Kepala Bidang Penempatan, Pelatihan Produktivitas dan Transmigrasi Dinas Tenaga Kerja dan Perindustrian Kabupaten Jembrana, I Putu Agus Arimbawa, mengungkapkan  Ni Putu Kariani (44), meninggal dunia di Turki, pada Sabtu (14/12/24) karena sakit. 

Sebelumnya, Kariani sakit di tempat bekerjanya sejak bulan Agustus 2024, upaya pemulangan sudah dilakukan sejak bulan Oktober 2024, namun terkendala kondisi kesehatannya tidak memungkinkan untuk dipulangkan, dan akhirnya dinyatakan meninggal dunia.

“Jenazah almarhum tiba di Bali, melalui Bandara Ngurah Rai pada Sabtu(28/12/24) dan dilakukan penjemputan hari ini (minggu (29/12-red) , setelah dilakukan serah terima, jenazah langsung dibawa ke rumah duka di Desa Tuwed, Melaya,” ungkap Agus Arimbawa.

Agus Arimbawa membenarkan pemulangan jenazah Kariani sempat terkendala karena berbagai sebab, terutama masalah pembiayaan. Perusahaan tempat Kariani bekerja kesulitan menanggung biaya pemulangan karena telah mengeluarkan biaya pengobatan yang sangat tinggi.

“Bersyukur atas kepedulian sesama pekerja migran di Turki yang dengan sukarela mengumpulkan dana untuk memulangkan jenazah almarhumah,” ujarnya (sb) 


Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال