Sepi Order, Penenun Cagcag Sangkaragung Kian Merdup

Gedung Sentra Tenun Kabupaten Jembrana


Jembrana, Suarabali.net - Keberadaan perajin Tenun cagcag di Kelurahan Sangkaragung, Kecamatan Jembrana sejak beberapa tahun terakhir semakin meredup. Meskipun sudah ada Gedung Sentra Tenun di Pendem, Jembrana, dampaknya belum dirasakan penenun tradisional. 

Sejumlah pengerajin yang ditemui awak media, Selasa (18/11/24) mengaku merasakan sepinya pembeli saat ini. Selain itu mereka mengeluhkan permodalan ditengah semakin mahalnya bahan baku. Sempat menaruh harapan besar terhadap pembangunan Gedung Sentra Tenun yang sekaligus dijadikan pusat oleh-oleh, namun hingga kini belum mampu mendongkrak penjualan kain hasil kerajinan mereka.

Bahkan perajin Tenun cagcag di Kelurahan Sankaragung, mengaku kecewa dan sangat miris karena sistem penjualan. Kalaupun ada pesanan untuk di Gedung Sentra Tenun sifatnya hanya dititip lalu dibandrol dengan harga yang jauh lebih tinggi. Karena itulah, para penenun enggan menitipkan di Gedung Sentra Tenun.

"Tidak dibayar langsung, menunggu sampai laku, hanya dipajang disana (Gedung Sentra Tenun). Kita yang perajin kecil kesulitan untuk memutar modal, " ujar Putu Wardani, salah seorang perajin Tenun cagcag.

Perbandingan harga jual di pengerajin dengan di sentra tenun cukup jauh. Menurut para penenun, biasanya mereka menjual hasil kerajijan seharga Rp 500 ribu, kalau diambil pengepul bisa laku hingga Rp Rp 600 ribu. Namun ketika dijual di Sentra Tenun dibrandol hingga Rp 1 juta lebih dengan alasan pajak. Sementara penjualan juga sangat jarang, lantaran Gedung Sentra Tenun itu juga sepi pengunjung. Meskipun di beberapa even, hotel atau akomodasi pariwisata lainnya di Jembrana juga diminta untuk mengarahkan tamu ke gedung tersebut. Barang yang dipajang juga lebih banyak produk makanan. 

Penenun lainnya, Ni Ketut Nirti mengaku Selain modal pas-pasan, mereka juga kalah dengan tenun lainnya yang lebih modern. Sangkaragung yang dulunya menjadi desa seni dan dinobatkan sebagai sentra tenun cagcag sepi order. Ni Ketut Nirti  berharap Minimal saat kegiatan atau even-even mereka bisa dilibatkan. "Selama ini jarang, lebih banyak yang tenun modern dan sudah kuat (modal), kami yang penenun kecil ini kesulitan," ujarnya.

Di Kelurahan Sangkaragung, banyak penenun yang sebagian besar ibu rumah tangga menggunakan alat tenun cagcag. Mereka masih mempertahankan kerajinan tradisional hingga saat ini. Bahkan beberapa alat tenun cagcag berumur lama digunakan secara turun menurun.


Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال