Punya Riwayat Digigit Anjing, Seorang ASN di Jembrana Meninggal Dunia

Jembrana, Suarabali.net – Seorang warga di Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo meninggal dunia setelah menjalani perawatan selama 3 hari di Rumah Sakit Suasta di Jembrana. Warga tersebut diketahui salah satu Aparatur Sipil Negara (ASN) di Jembrana. Korban di duga meninggal karena suspect rabies karena memiliki riwayat gigitan anjing pada wajah.

Kejadian tersebut dibenarkan oleh Petugas Dinas Pertanian dan Pangan, yang turun langsung melakukan pengecekan ke rumah duka. 

“Pada hari ini kita lakukan investigasi berkaitan dengan informasi yang kami terima tentang adanya korban meninggal dengan riwayat gigitan anjing. Nah..tentu karena korban tidak melapor dan tidak ke paskes (pelayanan kesehatan) sehingga informasi putus sampai disana.”jelas I Gusti Ngurah Bagus Rai Mulyawan, Petugas Kesehatan Hewan dan Kesmavet Dinas Pertanian dan Pangan, saat ditemui di rumah duka, Senin (13/1/2023

Ditambahkan Rai Mulyawan, dari hasi investigasi ke keluarga korban di ketahui korban digigit anjing miliknya pada awal Januari lalu. Namun karena merasa tidak masalah dan luka tidak terlalu serius korban tidak melapor ke petugas dan tidak melakukan upaya pemeriksaan ke petugas kesehatan.

“Investigasi yang kami lakukan tadi, informasi yang kami terima dari keluarga korban bahwa korban digigit dibagian pelipis. tentu informasi tersebut menjadi pedoman kami juga menjadikan bahwa korban memiliki suatu kronologis di gigit HPR (Hewan Penular Rabies). Yang terpenting inforamasi yang kami dapat adalah HPR yang menggit mati pasca menggigit korban,”.imbuhnya.

Sementara itu pihak rumah sakit tempat korban di rawat membenarkan kalau korban menjalani perawatan selama tiga hari. Korban awalnya datang dengan keluhan sakit kepala.

“korban datang ke UGD pada Sabtu lalu, sempat di observasi dan di tangani sesuai persedur akhirnya korban menjalani rawat inap. Kondisi korban masih bisa diajak berkomunikasi saat itu. Diruang perawatanpun sudah di tangani dengan standar kedokteran di penyakit syaraf.”ujar I Gede Putu Dhinarananta, Direktur RS Bali Med Negara, saat ditemui diruangannya.

Ditambahkannya setelah observasi hingga Minggu malam , Pasien megalami gaduh gelisah atau istilah lain mengamuk. 

“setelah di observasi sampai tangal 12 kemarin malam, itu pasen dengan kondisi dengan Gaduh Gelisah, biasanya itu ngamuk istilahnya.  Dari sana di lakukan evaluasi ulang oleh dokter spesialis kami, di curigai ada inveksi virus, atau istilahnya ada inveksi di otak. Karena ada resiko rabies artinya di bandingkan kesana, memang belum bisa di pastikan kesana, tadi pukul delapan pagi korban tidak tertolong lagi (meninggal dunia). Dan hasil evaluasi memang benar ada gigitan anjing, informasi dari sanak keluarga memang tidak ada mengunjungi rumah sakit atau paskes pasca gigitan,” jelasnya. (Dika).


Lebih baru Lebih lama

نموذج الاتصال